Sekampung, Lampung Timur | Liputanresolusi.com
Warga Desa Girikelopo Mulyo, Kecamatan Sekampung, dibuat heboh dengan kemunculan bunga bangkai di pekarangan rumah salah seorang warga. Tanaman langka tersebut diketahui mengeluarkan bau menyengat menyerupai bangkai, sehingga menarik perhatian masyarakat sekitar.
Peristiwa ini dialami Doni, warga RT 5 Girikelopo Mulyo. Ia mengaku awalnya merasa heran ketika mencium aroma tak sedap pada Selasa (23/12) sekitar pukul 17.00 WIB. Bau tersebut cukup menyengat hingga mengganggu indera penciumannya.
“Saya kira ada bangkai hewan di sekitar rumah. Jadi saya cek satu per satu sudut rumah,” ujar Doni.
Namun, Doni justru terkejut saat menemukan sebuah bunga berwarna merah hati yang tengah berproses mekar di pekarangan belakang rumahnya. Bunga tersebut dikerumuni banyak lalat, yang semakin menguatkan bau busuk di sekitarnya.
Doni yang telah belasan tahun tinggal di desa tersebut mengaku baru pertama kali melihat bunga dengan ciri-ciri seperti itu. Ia kemudian mengabadikan bunga tersebut dan mengunggahnya ke media sosial dengan keterangan “bunga suweg”.
Unggahan itu dengan cepat menarik perhatian warganet. Beberapa orang membagikannya kembali ke berbagai platform media sosial hingga akhirnya viral. Rasa penasaran warga pun meningkat, bahkan ada yang datang langsung ke rumah Doni untuk melihat bunga langka tersebut.
“Sayangnya, banyak yang datang sudah menjelang malam, jadi tidak bisa melihat jelas proses mekarnya,” tambahnya.
Doni baru mengetahui bahwa bunga bangkai atau bunga suweg memang mengeluarkan aroma sangat busuk saat mekar, mirip bau ikan busuk, yang berfungsi untuk menarik lalat sebagai proses penyerbukan.
Ia juga menyadari bahwa tanaman tersebut termasuk tanaman langka yang dilindungi. Doni pun berharap ada perhatian lebih dari pihak terkait maupun pecinta tanaman.
“Kalau saja ada pemodal atau pecinta tanaman bunga bangkai ini, mungkin bisa dikembangbiakkan. Siapa tahu nantinya bisa jadi daya tarik tersendiri bagi Desa Girikelopo Mulyo,” ujarnya penuh harap.
Kemunculan bunga bangkai ini pun menjadi fenomena langka sekaligus edukatif bagi masyarakat setempat, mengingat jarang ditemukannya tanaman tersebut tumbuh di pekarangan rumah warga. (Eri)
